10 CARA CERDAS MENDIDIK ANAK
Sebagai seorang wanita karir yang selalu sibuk dengan rutinitas kerja yang padat. Membuat waktu kita sangat terbatas untuk anak kita. Padahal inginnya kita bisa terus menerus dekat dengan si buah hati. tapi kira-kira bisa ngga ya waktu kita yang terbatas itu menjadi berkualitas ? dan … mungkin ngga ya kita bisa menjadi orantua yang efektif ? Menurut psikolog selama kita bisa memanfaatkan waktu , orang tua yang sibuk pasti tetap bisa membesarkan anaknya dengan baik. Karena belum tentu juga anak yang orangtuanya mempunyai seratus persen waktu di rumah, bisa memiliki kualitas fisik, jiwa dan psikologis yang lebih baik dibandingkan anak yang orangtuanya banyak waktunya habis di tempat kerja. Karena tumbuh kembang anak tidak bergantung pada lama waktu alias kuantitas orang tua bersama anaknya. Tetapi lebih kepada kualitasnya. Ibu yang setiap hari di rumah, tapi tidak terlalu care pada tumbuh kembang anaknya, misalnya ibu asyik menonton televisi sendiri, sementara anaknya dibiarkan bermain sendiri tanpa bimbingan darinya. Tidak akan sebanding dengan ibu yang bekerja namun memanfaatkan waktunya yang terbatas secara maksimal untuk mengikuti dan membimbing tumbuh kembang anaknya. Siapapun pasti ingin bisa menjadi orang tua yang baik. Dan untuk menjadi orang tua memang butuh belajar. Namun sayangnya, sekolah untuk menjadi orang tua belum ada. Bagaimana sebaiknya memanfaatkan waktu menjadi orang tua dengan efektif ? berikut tipsnya.
1.
Dekati anak, pahami karakternya
Orangtua yang baik berusaha memahami
karakter anaknya. Ada anak yang sejak awal menunjukan karakter
pemalu, periang. Introvert, extrovert atau penuh percaya diri. Sebaiknya
perlakukan mereka sesuai dengan karakternya, dan jangan memaksakan anak
untuk menjalani karakter lain. Atau memaksanya melakukan sesuatu yang dia belum
merasa siap. Misalnya memaksa anak yang pemalu untuk maju ke panggung,
sementara dia belum siap. Orang tua dan guru hanya bisa menyiapkan mentalnya,
namun yang bertarung mempersiapkan mental itu adalah anak itu sendiri. Daripada
‘berkelahi’ dengan anak di belakang panggung. Lebih baik beri dia waktu untuk
mengelola perasaan. Di kesempatan lain, dia mungkin jadi lebih berani. Jika
dipaksa, anak bisa terbebani dan stress. Waktu serta tenaga yang anda berikan
pun terbuang percuma. Untuk memahami anak, anda tentu harus dekat dengan
mereka. Dan menjadikan diri anda sebagai orang dekat hingga jadi tempat curhat
juga perlu trik. Jika anak sedang bermasalah, berikan rasa empati dan
perhatian. Tunjukan bahwa anda peduli dan ingin dia kembali ceria. Jika
karakter anak anda tertutup jangan paksa dia untuk segera to the point
menceritakan masalahnya. Anak malah semakin bungkam. Dekati sedikit demi
sedikit, ajak dia ngobrol dari hati ke hati, dari situ anda bisa masuk ke pokok
masalnya. Meski sibuk, jadilah pendengar yang aktif. Jangan pura-pura
mendengarkan padahal tidak dan masih bekerja. Alihkan konsentrasi ke dia atau
minta untuk menunda pembicaraan sesaat lagi.
2. POSITIVE PARENTING
Terapkan positive parenting yaitu
menghargai setiap perilaku baik anak sebanyak-banyaknya dan usahakan untk
menghukumnya sesedikit mungkin. Jika anak melakukan kesalahan, jangan langsung
dimarahi. Tapi gali alasan dia melakukannya, serta ajak dia berpikir apakah itu
baik atau tidak. Bersikaplah tenang, karena pada dasarnya setiap perilaku anak
adalah proses menemukan jatidiri atau identitas dirinya. Dengan cara ini,
anak mengerti dan anda bebas stress. Anak usia satu sampai dua tahun adalah
usia yang segala perilakunya msaih bersifat eksplorasi. Maka berikanlah
kesempatan itu, karena ini sangat bermanfaat untuk perkembangan otaknya.
3.
LIBATKAN DAN AJAK DISKUSI
Ingin anak yang pemberani dan punya
sifat memimpin ? libatkan dalam diskusi keluarga, dengarkan dan hargai
pendapatnya. Lakukan itu sejak dia kecil, agar ingatan itu tertancap di
memorinya. Diskusikan banyak hal dengannya mulai dari memilih makanan, baju,
berwisata ke mana, sampai sekolahnya sendiri. Hal ini penting untuk membentuk
rasa percaya dirinya. Dengan kebiasaan ini, anak juga akan terbiasa dengan
penyelesaian masalah secara demokratis. Mulailah melibatkan mereka
ke dalam tugas-tugas rumah tangga sehari-hari, tentunya dengan menyesuaikan
dengan usianya mereka. Anak biasanya akan merasa senang, jika ia merasa
dibutuhkan oleh orang lain dan berguna bagi orang lain.
4.
MANFAATKAN SETIAP KESEMPATAN
Jika anda adalah orangtua bekerja,
maka pintar-pintarlah mempergunakan kesempatan terbatas untuk berkomunikasi
dengan anak anda seefektif mungkin. Sambil bercanda, usahakan mendapatkan
pembicaaan yang ‘berisi’. Misalnya, ajaklah anak mengobrol dengan santai
tentang berbagai hal ketika anda mengantar dia ke sekolah. Gunakan juga
kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai positif ketika anda menemani dia
menonton televise. Mengajak diskusi selalu bisa diawali dengan
pertanyaan-pertanyaan yang unik danmungkin bikin dia geli. Missal.” Nak, kenapa
ya manusia itu kadang-kadang sakit? Apa kuman itu juga bisa sakit
ya ?”
5.
SEDIAKAN WAKTU KHUSUS
Meluangkan waktu khusus untuk berdua
dengan anak merupakan hal yang penting untuk menumbuhkan ikatan batin antara
anda dan anak. Manfaatkan kesempatan berdua untuk memahami dan mendekatkan diri
dengan anak. Anda bisa memanfaatkan waktu tersebut mulai dari saat
membangunkan atau mengantarkannya tidur, bermain bersama, menonton televisi
bersama, pergi bersama ke tempat-tempat menarik, dan banyak lagi. Usahakan
setiap hari ada waktu khusus untuk setiap anak. Akan lebih baik
jika waktu libur dimanfaatkan untuk bersama keluarga.
6.
TEGAKKAN DISIPLIN
Jika anak sedari kecil
dibiasakan untuk disiplin, maka dia akan menjadi pribadi yang teratur setelah
dewasa. Terapkan mulai dari hal-hal yang kecil. gosok gigi, cuci
kaki, merapikan tempat tidur setelah bangun pagi, sangat baik untuk membiasakan
hidup mereka lebih teratur setelah dewasa. Terapkan disiplin secara konsisten.
Jika anak melalaikannya, tidak ada salahnya anda memberikan sanski. Tak perlu
sambil marah-marah, malah bagus jika anda dan anak melakukannya sambil tertawa.
Berikan sanksi yang bersifat mendidik, misalnya menyuruhnya untuk
mengerjakan tugas rumah dan perlu diingat. Jangan berikan sanksi di beberapa
kelalaian pertamanya. Berikan jika anak berulang-ulang melakukan kesalahan yang
sama.
7.
BERILAH CONTOH YANG BAIK
Anak adalah peniru ulung, maka
berhati-hatilah dalam bertingkah laku dan menjalankan kebiasaan. Anak usia emas
(0-5 Tahun) memiliki daya ingat yang sangat kuat, jadi apapun yang anda lakukan
bisa menjadi modalnya dalam berprilaku di saat dewasa. Dia belajar berprilaku
melalui pengamatannya pada perilaku orang tuanya. Maka berperilakulah yang baik
dan hindarkan kata-kata kotor, karena apa yang kita ucapkan dan kita lakukan
merupakan modal bagi anak kita dalam berperilaku dan berucap.
8.
UNGKAPKAN KASIH SAYANG
Setiap orang tua pasti menyayangi
anaknya, begitu pula sebaliknya. Namun tak jarang orang tua menganggap hal itu
tak penting. Padahal, mendapatkan kasih sayang adalah hak setiap anak. Termasuk
dalam bentuk verbal. Seperti ‘ mama sayang kamu’. Ini berpengaruh sangat besar
kepada anak. Karena merasa diperhatikan dan disayang. Sehingga anak
memiliki kedekatan emosi yang dalam terhadap orangtuanya anak juga memiliki
perasaan yang halus, lembut dan penuh kasih sayang terhadap sesama. Ungkapan
kasih sayang dengan ucapan sayang. Belaian pelukan dan ciuman dalam setiap
kesempatan.
9.
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Komunikasikan denagn jelas dan
lembut. Ketika anda memberikan perintah kepada anak. Berikan perintah yang
spesifik dengan kalimat yang jelas untuk menghindari kebingungannya. Stop
memberikan ceramah, memarahi atau mengomeli anak dengan panjang lebar apalagi
dengan teriak-teriak. Sebaliknya seringlah mengajak mereka berdiskusi.
Jangan sekali-kali berbicara dengan keras dan kasar terhadap anak. Kalau
anda tak ingin mereka meniru.
10.
SAAT MARAH, ANAK JANGAN DIJADIKAN PELAMPIASAN
Perilaku anak kadang membuat
orangtua kesal dan jengkel. Apalagi kalau pekerjaan dan kekalutan di kantor di
bawa kerumah. Jika anda mengalami hal ini, jangan sekali-kali menjadikan anak
sebagai pelampiasan kekesalan. Karena marah, anak menjadi objek omelan, luapan
emosi atau bahakan sampai membuat kita tak menghiraukan dan memperhatikannya.
Saat marah, control diri memang cenderung lebih rendah tapi jangan sekali-kali
melampiaskannya kepada anak. Di depan mereka, tetaplah bersikap seperti
biasa. Sempatkan waktu luang sejenak untuk berpikir dan introspeksi diri.
Ambil napas panjang dan coba berpikir untuk mencari solusi terbaik bagi masalah
anda. Satu hal yang penting : orang tua yang efektif juga butuh waktu
untuk dirinya sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar